
Tim kolaborasi mahasiswa Indonesia meraih juara kedua (second winner) kategori DeFi Track yang sangat kompetitif pada ajang EDU Chain Hackathon: Semester 3. Pengumuman pemenang disampaikan melalui email pada Kamis (22/5) lalu. Tim tersebut, Caer Finance, terdiri atas Axel Urwawuska Atarubby, mahasiswa program studi Teknologi Informasi UGM angkatan 2024; Ghoza Nada Iqbal dari Universitas Sebelas Maret; Ahmad Aroyanu Staifen dari Universitas Amikom Yogyakarta; dan Muhammad Wildanu Staifen dari Universitas Amikom Yogyakarta. Dalam prestasi gemilang di panggung internasional ini mereka berhak mendapatkan hadiah sebesar 15.000 USD yang diberikan dalam bentuk mata uang kripto Ethereum.
Axel Urwawuska Atarubby, sebagai mahasiswa di DTETI FT UGM juga merupakan anggota komunitas UGM Crypto Connect. Axel, dalam perannya sebagai Tech Lead, memimpin perancangan arsitektur protokol serta turut mengimplementasikan dan mengoptimalkan logika DeFi dan alur pinjam-meminjam dalam Caer Finance. Ghoza Nada Iqbal berperan sebagai Core Smart Contract Developer, dibantu Ahmad Aroyanu Staifen dan Muhammad Wildanu Staifen masing-masing sebagai Frontend Developer dan Backend Developer.
Proyek Caer Finance
Proyek Caer Finance (dapat diakses di caer-finance.vercel.app) adalah sebuah protokol pinjam-meminjam lintas rantai (cross-chain lending and borrowing) generasi berikutnya, yang dirancang untuk berfungsi sebagai DeFi primitive (lapisan dasar keuangan terdesentralisasi) fundamental dalam ekosistem EduChain.
Protokol ini bertujuan untuk memfasilitasi layanan keuangan terdesentralisasi yang aman, efisien, dan skalabel. Pengguna dapat meminjamkan, meminjam, dan mengelola agunan aset mereka di berbagai ekosistem blockchain melalui satu platform terpadu. Caer Finance memanfaatkan Application-Specific Sequencer (ASS) untuk koordinasi transaksi yang trustless (tanpa perlu saling percaya penuh) dan mengintegrasikan Espresso untuk finalitas transaksi lintas rantai yang cepat dan terdesentralisasi, sehingga menghilangkan ketergantungan pada bridge atau kustodian terpusat.

Beberapa masalah utama yang coba dipecahkan oleh Caer Finance meliputi fragmentasi likuiditas antar-blockchain, proses likuidasi lintas rantai yang sering kali lambat dan tidak efisien, risiko keamanan dalam interaksi lintas rantai, serta tantangan bootstrap likuiditas pada jaringan blockchain baru seperti EduChain. Fitur kunci yang ditawarkan antara lain ASS, finalitas lintas rantai yang cepat dan aman, proses pinjam-meminjam dan swap lintas rantai yang mulus, eksekusi yang transparan, serta agregasi likuiditas untuk efisiensi modal.
Pengembangan Caer Finance bukannya tanpa tantangan. Tim menghadapi kompleksitas teknologi dalam membangun interoperabilitas yang mulus, manajemen likuiditas lintas rantai yang rumit, potensi risiko keamanan pada kontrak pintar, serta tantangan dalam memperkenalkan protokol baru ke dalam ekosistem yang sedang berkembang.
EDU Chain Hackathon: Semester 3 sendiri merupakan grand finale dari seri hackathon senilai total $1 juta, yang dibangun di atas EDU Chain—sebuah blockchain Layer 3 pada Arbitrum Orbit. Kompetisi ini menantang para pengembang global untuk menciptakan solusi inovatif di bidang pendidikan terdesentralisasi dan EduFi (Education Finance). Dengan total hadiah $250.000 di semester ini, para pemenang juga berkesempatan mendapatkan pendanaan tambahan dan akses ke program inkubasi Open Campus Incubator Program (OC-I).
Para pemenang, termasuk tim Caer Finance, dijadwalkan akan berkumpul dalam sebuah acara puncak secara daring pada tanggal 28 Mei 2025 pukul 08:00 GMT+8 (10:00 WIB). Dalam acara tersebut, mereka akan berbagi lebih lanjut mengenai proyek inovatif masing-masing.
Keberhasilan tim Caer Finance, dengan kontribusi signifikan dari mahasiswa UGM sebagai pemimpin teknis, menunjukkan kekuatan kolaborasi antar-universitas dalam menghasilkan solusi DeFi canggih dan berdaya saing global. Prestasi ini juga menjadi bukti kemampuan mahasiswa Indonesia dalam menguasai dan mengembangkan teknologi blockchain terkini.
Kehadiran talenta seperti Axel yang aktif dalam komunitas Web3 diharapkan dapat semakin menggairahkan pengembangan ilmu dan aplikasi Keuangan Terdesentralisasi (DeFi) di lingkungan akademik UGM. Semoga dengan figur-figur seperti Axel, pemahaman dan inovasi di bidang web3 dan keuangan terdesentralisasi dapat terus tumbuh subur, khususnya di kalangan komunitas mahasiswa yang memiliki antusiasme tinggi terhadap teknologi kripto. (RAS)
Penulis: Axel Urwawuska Atarubby