Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan agenda MESfIA Training for Trainers Workshop: Indonesia pada Selasa (19/4). Workshop diselenggarakan secara hybrid yaitu melalui teleconference dan pertemuan langsung diadakan di Meeting Room Lab. TTL DTETI FT UGM. Sebanyak 14 peserta mengikuti workshop secara langsung dan untuk teleconference diikuti oleh 45 peserta. Dalam agenda workshop disampaikan beberapa presentasi berkaitan dengan pengembangan suplai energi khususnya di wilayah terpencil yang ada di Indonesia.
Workshop diawali dengan agenda penyampaian sambutan yang diberikan oleh Dr. Hanung Adi Nugroho, Ketua Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM. Dalam sambutannya, Dr. Hanung menyampaikan bahwa program MESfIA di DTETI FT UGM salah satunya diimplementasikan dalam kurikulum magister teknik elektro dalam bentuk penelitian dan pengabdian masyarakat yang fokus pada daerah terpencil khususnya di bagian Indonesia Timur. Program tersebut dilaksanakan oleh tim peneliti dari Power System and Renewable Energy Integration (PSREI) research group. Secara lebih detail, implementasi program MESfIA dalam kurikulum di DTETI FT UGM dijelaskan oleh Dr. Sarjiya yang juga menjadi koorinator tim MESfIA UGM. Dalam paparannya Dr. Sarjiya menjelaskan dalam kurikulum di DTETI FT UGM disusun Porgram Learning Outcome (PLO) untuk program MESfIA dan adopsi kurikulum MESfIA untuk menyempurnakan kurikulum yang ada dengan tambahan dua mata kuliah pilihan yaitu mata kuliah Renewable energy integration in power grid dan mata kuliah Design operation and control of microgrid. Selain itu program MESfIA juga diimplementasikan dalam skema pendanaan bersama untuk peralatan laboratorium yaitu Typhoon HIL 604 sebagai alat untuk mensimulasikan desain, operasi, dan kontrol microgrid dalam mode waktu nyata. Selain penjelasan implementasi program yang ada di UGM, dijelaskan juga implementasi program yang ada di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan dalam kesempatan tersebut disampaikan oleh Dr. Deny Hamdani. Dr. Deny menjelaskan tentang adopsi kurikulum MESfIA yang ada di ITB dan juga implementasi pendanaan bersama untuk peralatan laboratorium yang ada di ITB yang secara lebih detail dijelaskan oleh salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program MESfIA di ITB yaitu Harris Hartman.
Memasuki agenda inti workshop adalah pemaparan materi dari para keynote speaker. Materi pertama disampaikan oleh Dr. Tumiran dari DTETI FT UGM dengan topik “Challenges in Power Development Planning for Archipelagic Electricity System: A case study of Maluku and Papua Region, Indonesia”. Dr. Tumiran menjelaskan tentang tantangan pembangunan sistem kelistrikan di Indonesia khususnya di wilayah Indonesia Timur yaitu Maluku dan Papua. Dalam pembangunan sistem kelistrikan di Wilayah Indonesia Timur memerlukan model khusus karena setiap wilayahnya memiliki karakteristik khusus. Berdasarkan hasil klasterisasi, model perluasan pembangkitan dapat diklasifikasikan menjadi sentralisasi, desentralisasi/terdistribusi, dan sentralisasi-desentralisasi campuran. Hasil sistem GEP Ambon Seram menunjukan model sentralisasi-desentralisasi campuran di mana sistem terpusat dihubungkan menggunakan 150 kV.
Materi berikutnya disampaikan oleh Dr. Sudarmono Sasmono dari Institut Teknologi Bandung dengan topik “Challenges in Isolated Island Hybrid Power Plant Development in Indonesia”. Hybrid Power Plant adalah salah satu solusi untuk pengembangan ketenagalistrikan khususnya di pulau-pulau terpencil yang ada di Indonesia. Dalam implementasinya terdapat dua hal yang menjadi tantangan utama yaitu yang berkaitan dengan teknis dan segi ekonominya. Solusi untuk hal teknis dengan meningkatkan kontribusi energi terbarukan dan menangani kondisi intermittent di mana solusi tersebut juga harus menghasilkan biaya produksi litrik yang minimum.
Sesi keynote speakers selanjutnya disampaikan oleh Mr. Marcus Lim dari Typhoon Regional Office Singapore yang menjelaskan topik “Design of Microgrid System using Typhoon HIL 604”. Dari hasil penjelasan yang diberikan oleh Mr. Marcus Lim, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu Teknologi Typhoon HIL menyediakan cara baru untuk menguji dan memvalidasi berbagai sistem elektronika daya yang bersifat sangat modular dan fleksibel sehingga memungkinkan pengguna untuk mempelajari dan menguji dari konverter daya paling sederhana, hingga jaringan terestrial terbesar dan paling kompleks yang terdiri dari beberapa DER. Dengan sistem yang bersifat fleksibel dan bervariasi memungkinkan departemen yang berbeda untuk memanfaatkan peralatan ini sepenuhnya. Penjelasan lebih lanjut mengenai teknologi Thypoon HIL 604 dijelaskan oleh Dr, Roni Irnawan dari DTETI UGM yang menyampaikan topik “Development of teaching and Lab work module in renewable energy-related courses based on Typhoon HIL”. Dr, Roni Irnawan memberikan penjelasan mengenai aplikasi Thypoon HIL 604 khususnya di DTETI FT UGM dalam membantu pengembangan modul pembelajaran perkuliahan atau laboratorium. Thypoon HIL 604 ini bersifat gratis sehingga para mahasiswa cukup mudah untuk melakukan instalasi dan penggunaannya. Sesi workshop ditutup oleh penyampaian konklusi yang disampaikan oleh Prof. Antonis Tsikalakis dari Hellenic Mediterranean University (HMU) sebagai perwakilan dari project officer MESfIA.