Mahasiswa Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (DTETI FT UGM) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Axel Urwawuska Atarubby, mahasiswa program sarjana Teknologi Informasi angkatan 2024, bersama timnya yang bernama Senja, berhasil meraih Juara 3 dalam ajang internasional Kaia Wave Stablecoin Summer Hackathon 2025. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Kaia Foundation bekerja sama dengan Tether (penerbit stablecoin USDT) dan LINE NEXT, dan menjadi flagship hackathon pertama yang berfokus pada inovasi di ekosistem stablecoin global sepanjang 25 Agustus hingga 30 September 2025.
Kaia Wave Stablecoin Summer Hackathon 2025 mempertemukan ratusan pengembang, mahasiswa, dan pelaku startup dari berbagai negara untuk menciptakan solusi finansial berbasis stablecoin yang adaptif, inklusif, dan berdaya saing tinggi. Melalui kompetisi ini, para peserta ditantang untuk menghadirkan terobosan nyata yang mendorong adopsi stablecoin di sektor keuangan digital global.
Dalam kompetisi ini, Tim Senja—yang beranggotakan Axel Urwawuska Atarubby (UGM), Ghoza Nada Iqbal (Universitas Sebelas Maret), serta Ahmad Aroyanu Staifen dan Muhammad Wildanu Staifen (Universitas AMIKOM)—mengembangkan solusi inovatif di sektor cross-chain lending berbasis stablecoin, dengan memanfaatkan USDT dan IDRX (stablecoin Rupiah). Solusi ini memungkinkan pengguna untuk meminjam dan meminjamkan aset lintas jaringan blockchain dengan pengalaman yang lebih cepat, aman, dan efisien.
Proyek yang diusung Tim Senja dinilai memiliki potensi besar untuk mendukung adopsi stablecoin di Asia Tenggara, khususnya dalam memperluas penggunaan IDRX sebagai jembatan Rupiah dalam sistem keuangan terdesentralisasi global (DeFi). Puncak kegiatan ditandai dengan Demo Day di Singapura, di mana tim Senja berkesempatan mempresentasikan karya mereka langsung di hadapan juri internasional dan pelaku ekosistem Web3 dunia.
Atas capaian tersebut, Tim Senja berhak mendapatkan hadiah senilai USD 15.000 dan USD 10.000 dalam bentuk infrastruktur kredit. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan DTETI FT UGM, tetapi juga menunjukkan kapasitas mahasiswa Indonesia dalam berinovasi dan bersaing di level global di bidang teknologi finansial berbasis blockchain. (RAS)