
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (DTETI FT UGM) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Resilient Nuclear–Renewable Hybrid Energy Systems”. Kuliah ini disampaikan oleh Prof. Hossam Gaber, Distinguished Lecturer IEEE Nuclear & Plasma Sciences Society (NPSS) sekaligus pakar energi dari Ontario Tech University, Kanada. Agenda berlangsung secara hybrid di Ruang S110 DTETI FT UGM dan melalui Zoom, diikuti oleh mahasiswa S1 peserta kuliah Perencanaan Sistem Tenaga Listrik serta beberapa mahasiswa doktor dengan fokus penelitian di bidang Power System. Acara dibuka oleh Prof. Ir. Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., IPU., dosen DTETI UGM sekaligus Kepala Pusat Studi Energi UGM. Dalam sambutannya, Prof. Sarjiya menekankan pentingnya mahasiswa memahami perkembangan energi global dan peluang kontribusi Indonesia dalam transisi energi. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini membuka ruang kolaborasi riset internasional, khususnya dalam pengembangan energi bersih dan teknologi masa depan yang mendukung pencapaian net zero emission.

Kuliah ini membahas peran penting integrasi energi nuklir dengan sumber energi terbarukan dalam mencapai ketahanan, keberlanjutan, dan transisi menuju sistem energi bersih di masa depan. Prof. Hossam menekankan bahwa Kanada, sebagai salah satu negara dengan komitmen tinggi terhadap target net-zero emisi pada tahun 2050, memberikan contoh konkret bagaimana kombinasi nuklir dan energi terbarukan dapat menopang kebutuhan listrik yang terus meningkat. Dalam paparannya, Prof. Hossam juga memaparkan inovasi teknologi energi yang sedang berkembang seperti Small Modular Reactors (SMR), Ekonomi Hidrogen dan Penyimpanan Energi & Smart Grid. Smart grid, digitalisasi, serta pemanfaatan AI untuk prediksi beban dan integrasi energi terbarukan juga menjadi fokus utama. Selain itu, dibahas pula konsep Interconnected Micro Energy Grids (MEG), yakni jaringan energi adaptif yang mengintegrasikan listrik, panas, gas, air, dan transportasi. MEG memungkinkan pemanfaatan energi terbarukan secara efisien, penyimpanan hidrogen, serta manajemen beban cerdas.

Prof. Hossam menekankan bahwa integrasi nuklir dan energi terbarukan adalah kunci membangun sistem energi yang tangguh, aman, dan berkelanjutan. Indonesia, dengan potensi energi terbarukan yang besar, memiliki peluang strategis untuk berperan dalam transisi energi global. Kuliah ini juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) – memperluas akses energi modern dan berkelanjutan, SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) – mendorong pengembangan teknologi SMR, hidrogen, dan smart grid, SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) – mendukung penurunan emisi karbon global, dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) – memperkuat kolaborasi riset internasional antara Indonesia, Kanada, dan komunitas global. Melalui kuliah ini, Prof. Hossam juga menekankan pentingnya kerja sama internasional dan penelitian bersama dalam bidang energi bersih. Acara ini menjadi bagian dari upaya DTETI FT UGM untuk memperkuat wawasan mahasiswa dan akademisi mengenai masa depan energi, serta membuka peluang kolaborasi riset.

Usai kuliah umum, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi riset di ruang meeting Laboratorium Teknik Tenaga Listrik (TTL) DTETI. Pada kesempatan ini dilakukan pembahasan perjanjian join supervisor antara Prof. Hossam (Ontario Tech University) dengan Prof. Sarjiya (UGM) bagi dua mahasiswa doktor DTETI, yaitu Ihsan Ahmad Badrianto dan Rai Pramesti Suteja. Fokus penelitian keduanya mencakup pengembangan sistem energi hibrida berbasis Small Modular Reactor (SMR) dan energi terbarukan, serta optimasi sistem penyimpanan energi dan jaringan distribusi berketahanan bencana. Kesepakatan join supervisor ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi akademik serta mendukung pengembangan riset mahasiswa S3 di bidang energi bersih dan power system. (EFJ)