
Prestasi membanggakan di kancah internasional diukir oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Giga Hidjrika Aura Adkhy, mahasiswa program studi Teknologi Informasi angkatan 2021, berhasil mendapatkan pengakuan atas inovasinya “UGM-AICare” dengan meraih Juara Pertama (First Winner) dalam kategori “Play Track” pada kompetisi bergengsi EDU Chain Hackathon: Semester 3. Pengumuman kemenangan ini disampaikan melalui email pada Kamis (22/5) lalu.
Giga Hidjrika Aura Adkhy, yang bertindak sebagai solo developer (full stack dan web3 developer) dalam pengembangan UGM-AICare, tidak hanya dikenal karena kemampuan akademisnya. Ia juga aktif sebagai developer di komunitas UGM Crypto Connect dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Badan Semi Otonom (BSO) Night Login di lingkungan kemahasiswaan DTETI. Atas inovasinya dalam hackathon ini, Giga berhak atas hadiah sebesar 6.000 USD yang diberikan dalam bentuk mata uang kripto Ethereum.

Tentang UGM-AICare
UGM-AICare, platform yang dapat diakses melalui ugm-ai-care.vercel.app, merupakan sebuah ekosistem yang dirancang untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa UGM. Fitur utamanya adalah Hybrid AI Chatbot bernama “Aika”, yang didesain untuk menjadi teman berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, sehingga pengguna merasa seperti mengobrol dengan teman sungguhan.
Lebih lanjut, UGM-AICare mengintegrasikan aspek gamifikasi berbasis Web3 menggunakan EDU Chain. Badges atau lencana pencapaian yang dapat diraih oleh pengguna ini diwujudkan dalam bentuk Non-Fungible Tokens (NFT) yang unik dan tercatat di blockchain. Pendekatan gamifikasi dengan NFT ini menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan sistem penghargaan digital tradisional. Pengguna mendapatkan kepemilikan sejati (true ownership) atas lencana digital mereka, yang tidak hanya tersimpan di server aplikasi tetapi menjadi aset digital yang dapat diverifikasi kelangkaannya dan berpotensi memiliki interoperabilitas di ekosistem Web3 yang lebih luas di masa depan. “Tujuannya untuk mendorong mahasiswa agar terus berkomunikasi dan menggunakan UGM-AICare dengan memberikan reward. Sekarang ini, ada delapan jenis NFT badges yang bisa diraih, dan jumlahnya akan terus bertambah,” jelas Giga mengenai implementasi fitur ini.
Proyek UGM-AICare sendiri merupakan pengembangan dari skripsi yang tengah dikerjakan Giga di bawah bimbingan dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI) FT UGM, yaitu Dr. Bimo Sunarfri Hantono, S.T., M.Eng. dan Dr. Ir. Guntur Dharma Putra, S.T., M.Sc.
Motivasi di balik pengembangan UGM-AICare diungkapkan secara mendalam oleh Giga. “Motivasi proyek UGM-AICare ini selain untuk syarat kelulusan saya adalah untuk mendukung teman-teman mendapatkan proper mental health care. Semester lalu saya sempat mengikuti program exchange ke University of Liverpool, yang mana itu membuka mata saya tentang mental health care dari universitas atau institut pendidikan apa pun. Mereka memberikan apa pun yang mereka bisa untuk mahasiswa mereka agar mereka bisa mendapatkan kesehatan mental yang baik. Menurut saya, UGM kurang memberikan hal tersebut. Daripada saya meminta dan menunggu pihak resmi UGM untuk bergerak, lebih baik saya menjadi inisiator untuk hal ini,” tuturnya.

EDU Chain Hackathon: Semester 3
EDU Chain Hackathon: Semester 3 sendiri merupakan grand finale dari seri hackathon senilai total $1 juta, yang dibangun di atas EDU Chain—sebuah blockchain Layer 3 pada Arbitrum Orbit. Kompetisi ini menantang para pengembang, pendidik, dan inovator global untuk mendorong batas-batas pendidikan terdesentralisasi dan EduFi (Education Finance) dengan solusi mutakhir. Dengan total hadiah $250.000 di semester ini, para pemenang juga berkesempatan mendapatkan pendanaan tambahan, akses ke jaringan Open Campus (OC), dan masuk ke dalam program inkubasi eksklusif Open Campus Incubator Program (OC-I).
Sebagai tindak lanjut dari pengumuman ini, para pemenang, termasuk Giga, dijadwalkan akan berkumpul dalam sebuah acara puncak secara daring pada tanggal 28 Mei 2025 pukul 08:00 GMT+8 (10:00 WIB). Dalam acara tersebut, mereka akan berbagi lebih lanjut mengenai proyek inovatif masing-masing.
Keberhasilan Giga Hidjrika dengan UGM-AICare ini tidak hanya menjadi pencapaian pribadi yang luar biasa tetapi juga mengharumkan nama UGM dan Indonesia di panggung teknologi global, sekaligus menunjukkan potensi besar generasi muda dalam menciptakan solusi inovatif untuk isu-isu krusial seperti kesehatan mental.
Pengembangan UGM-AICare juga merupakan bagian penting dari penelitian skripsi yang sedang Giga kerjakan. Ia pun mengundang para pembaca, khususnya mahasiswa, untuk mencoba platform UGM-AICare yang dapat diakses melalui ugm-ai-care.vercel.app. “Saya sangat terbuka dan mengharapkan feedback dari para pengguna. Masukan tersebut akan sangat berharga untuk analisis dalam skripsi saya serta untuk penyempurnaan UGM-AICare ke depannya,” pungkas Giga. (RAS)
Penulis: Giga Hidjrika Aura Adkhy