Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Workshop Microgrid Technologies for Remote Islands (Tech-IN) pada Senin (10/6). Workshop ini diadakan secara hybrid, melalui teleconference dan pertemuan langsung di Meeting Room S110 DTETI FT UGM, sebagai bagian dari acara final project hasil kerja sama penelitian TECH-IN. Kolaborasi ini melibatkan Center for Research on Microgrids (CROM) Aalborg University Denmark, Center of Energy Informatics University of Southern Denmark (SDU), UGM, Kementerian ESDM Republik Indonesia, Dewan Energi Nasional Republik Indonesia, PT. PLN (Persero), Pemerintah Nusa Tenggara Barat, serta DANIDA (Danish International Development Agency) Denmark sebagai founding agency. Penelitian ini menunjukkan kolaborasi internasional yang kuat untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Workshop dimulai dengan sambutan dari Prof. Dr. Eng. Ir. F. Danang Wijaya, S.T., M.T., IPM., selaku koordinator proyek TECH-IN dari UGM, dan dilanjutkan oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja Sama Fakultas Teknik UGM, Ir. Ali Awaludin, Ph.D. Ali menekankan pentingnya kerja sama penelitian ini sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, khususnya di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Ali juga berterima kasih kepada semua mitra yang telah bekerja sama sejak 2021 hingga mencapai tahap akhir proyek pada 2024.
Agenda inti dimulai dengan overview proyek oleh Professor Juan C. Vasquez dari Aalborg University, yang menekankan pentingnya pengembangan mikrogrid berbasis energi terbarukan untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan sistem listrik di daerah rawan bencana, mendukung SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau. Ini menunjukkan bagaimana mikrogrid berbasis energi terbarukan dapat menjadi solusi efisien dan aksesibel untuk komunitas pedesaan dan perkotaan.
Selanjutnya disampaikan presentasi bertajuk “Energy Transition Policy and Renewable Energy Development in Indonesia” oleh As Natio Lasman dari Dewan Energi Nasional yang membahas strategi kebijakan energi nasional untuk keamanan energi, konservasi, efisiensi, dan peningkatan penggunaan energi terbarukan. Target utama adalah mencapai porsi energi terbarukan 23% pada 2025 dan 31% pada 2050, serta mencapai net zero emissions pada 2060, mendukung SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim.
Sesi selanjutnya adalah presentasi dari I Nyoman Suparta dari PT PLN (Persero) yang memaparkan tentang Sistem Kelistrikan Nusa Tenggara Barat, pengelolaan sumber daya dan aset perusahaan, serta strategi menghadapi bencana alam. PLN UIW NTB menyoroti pentingnya pengembangan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dan integrasi sistem penyimpanan energi baterai untuk memastikan stabilitas jaringan, yang berkontribusi pada SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan. Agenda dilanjutkan dengan sesi presentasi mengenai berbagai aspek teknis mikrogrid dari WP 1 hingga WP 5. Workshop ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi internasional dan inovasi teknologi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia, khususnya dalam menghadirkan solusi energi bersih dan terjangkau serta meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan komunitas di daerah terpencil. (EFJ)