Seminar bertajuk “Women in Tech: Empowering Innovation and Inclusion” sukses digelar pada Selasa (7/05) lalu, diprakarsai oleh Night Login, salah satu Badan Semi Otonom (BSO) Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (KMTETI). Acara ini menghadirkan dua narasumber inspiratif yaitu Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia, dan Liris Maduningtyas, CEO Jala.
Bertempat di Auditorium Gedung Prof. Roosseno SGLC FT UGM, seminar ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Selo, beserta jajaran fakultas. Dalam sambutannya, Prof. Selo menekankan pentingnya acara ini bagi Fakultas Teknik dan mahasiswa karena memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman karir dua perempuan hebat yang telah mencapai posisi puncak di perusahaan masing-masing.
Seminar dibuka dengan sesi pertama oleh Neneng Goenadi dari Grab Indonesia. Neneng yang juga anggota Advisory Board DTETI FT UGM, membahas kemampuan unik perempuan dalam menyeimbangkan logika dan hati dalam pengambilan keputusan, sekaligus menantang stigma bahwa hanya laki-laki yang bisa berkarir di bidang teknologi. Ia juga menyoroti bahwa di Indonesia, gaji perempuan dan laki-laki di dunia profesional tidak dibedakan, meskipun banyak negara maju yang belum mencapai kesetaraan tersebut.
Neneng memaparkan bahwa lingkungan kerja di Grab sangat nyaman dan inklusif. Menutup sesi pertamanya, Neneng memberikan beberapa kunci sukses untuk bersaing di pasar kerja:
- Believe in Your Strength: Percaya pada kemampuan diri sendiri sangat penting.
- Sharpen Your Knowledge: Selalu update dengan peluang industri dan cari mentor untuk mengembangkan keterampilan.
- Being Data-Driven: Menggunakan data dalam setiap argumen dan keputusan.
- Expand Your Network: Networking sangat penting dalam dunia kerja untuk membuat diri unik dan berbeda.
Menurutnya, inklusi dan kolaborasi adalah kunci untuk memenangkan pasar. Ia mendorong mahasiswa untuk aktif dalam komunitas sesuai minat mereka guna mendukung proses networking.
Sesi kedua menghadirkan alumnus Teknik Elektro DTETI FT UGM angkatan 2010, Liris Maduningtyas yang membahas gender bias yang masih menjadi stereotip di dunia kerja. Liris menjelaskan bahwa bias ini menghambat kemajuan perempuan. Statistik menunjukkan rata-rata gaji perempuan lebih rendah dan hanya 10% perempuan mampu mendapatkan posisi teknis spesifik. Namun, semakin banyak perusahaan yang mulai menyeimbangkan proporsi karyawan laki-laki dan perempuan.
Liris juga membongkar mitos-mitos tentang perempuan di dunia kerja, seperti anggapan bahwa perempuan tidak ambisius dan memiliki posisi terbatas. Faktanya, banyak perempuan yang justru lebih ambisius daripada laki-laki. Menurutnya, inklusi berarti memastikan setiap orang di perusahaan merasa dihargai dan bernilai tanpa memandang latar belakang mereka. Perusahaan yang menerapkan keragaman cenderung memiliki kinerja yang lebih baik, dengan cash flow 2,5 kali lipat lebih tinggi.
Untuk membantu perempuan lebih dihargai di tempat kerja, Liris memberikan beberapa tips:
- Melakukan Handshake: Jabat tangan yang baik membuat orang lebih memperhatikan kita.
- Tatap Mata Ketika Berbicara dan Mendengarkan: Menunjukkan rasa hormat dan membangun koneksi.
- Pastikan Postur Tubuh Tegak: Menunjukkan kepercayaan diri.
- Jangan Berbicara Terlalu Cepat: Berbicara dengan jelas agar pesan tersampaikan dengan baik.
Dari materi yang disampaikan, banyak insight yang didapatkan mengenai bagaimana bersaing di dunia kerja dan peluang perempuan di bidang teknologi. Seminar ini menjadi momen berharga bagi para peserta untuk belajar dan mengembangkan diri demi meraih kesuksesan di masa depan. (EFJ)