• Universitas Gadjah Mada
  • Fakultas Teknik
  • Webmail
  • Pusat TI
Universitas Gadjah Mada Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
Universitas Gadjah Mada
  • Halaman Depan
  • Profil
    • Sejarah DTETI
    • Visi Misi Tujuan
    • Pengelola
    • Tenaga Pendidik
  • Program Studi
    • Program Sarjana Program Studi Teknik Elektro
    • Program Sarjana Program Studi Teknologi Informasi
    • Program Sarjana Program Studi Teknik Biomedis
    • Program Magister Program Studi Teknik Elektro
    • Program Magister Program Studi Teknologi Informasi
    • Program Doktor Program Studi Teknik Elektro
    • International Undergraduate Program
  • Penelitian
    • Grup Penelitian
    • Laboratorium Penelitian
  • Evaluasi Diri
    • Evaluasi Diri
    • Hasil Survei Layanan DTETI
    • Hasil Survei Layanan FT
  • Fasilitas
    • Sumber Daya dan Sistem Informasi
    • Layanan Kesehatan
    • Perpustakaan
    • Denah Ruangan
  • IUP
  • Beranda
  • Berita
  • Tumiran, Pakar Energi UGM tentang Mandatori E10: “Harus Ada Koordinasi Lintas-Kementerian”

Tumiran, Pakar Energi UGM tentang Mandatori E10: “Harus Ada Koordinasi Lintas-Kementerian”

  • Berita
  • 5 November 2025, 01.15
  • Oleh: Rasya Swarnasta
  • 0
Tumiran, Pakar Energi UGM tentang Mandatori E10

Indonesia menerapkan kebijakan mandatori campuran bioetanol 10% pada bahan bakar (E10). Disampaikan oleh Kementerian ESDM pada Jum’at (24/10) lalu, kebutuhan tahunan untuk memenuhi E10 adalah sekitar 1,4 juta kL etanol. Mengenai hal ini, Prof. Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D., IPU., dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi sekaligus Direktur Engineering Research and Innovation Center (ERIC) FT UGM dan Pakar Energi UGM, memberikan pandangannya. Ia menyampaikan dalam wawancara Investor Market Today BeritaSatu, bahwa kebijakan ini merupakan langkah baik menuju kemandirian energi, tetapi membutuhkan kesiapan menyeluruh dari hulu ke hilir.

Prof. Tumiran menyambut baik kebijakan tersebut, tetapi menegaskan bahwa keberhasilan kebijakan tidak hanya dihitung dari ketersediaan etanol saja, tetapi juga memperhitungkan skala kebutuhan energi nasional yang sangat besar. “Konsumsi minyak dan BBM Indonesia saat ini berada pada kisaran 1,5 juta barel per hari. Kalau ingin mengurangi impor dengan etanol, hitungannya harus realistis: kapasitas produksi, kebutuhan bahan bakar, sampai dampak fiskal dan devisa,” ujarnya.

Menurut Prof. Tumiran, sekalipun urgensi E10 adalah pengurangan impor BBM, tapi target E10 menuntut koordinasi lintas-kementerian. Utamanya ialah Kementerian ESDM yang mengatur kebijakan energi dan Kementerian Pertanian mengawal pasokan feedstock seperti tebu, ubi, dan jagung. Selain itu, pemerintah daerah juga perlu dilibatkan untuk menyiapkan lahan dan rantai pasok. “Roadmap nasional, pemetaan lokasi pabrik, dan alokasi lahan harus dirumuskan agar kebijakan tidak menjadi sentralistik dan agar dampak ekonomi tersebar ke daerah,” tegasnya.

Prof. Tumiran juga menilai perlu ada kajian khusus mengenai cukai/perpajakan etanol. Sebab, selama ini etanol identik dengan industri alkohol sehingga rezim fiskalnya masih diperdebatkan. “Jangan sampai etanol untuk BBM justru terhambat di regulasi cukai. Kalau mau memajukan energi terbarukan, model bisnis dan skema pajaknya harus mendukung,” tegasnya. Ia berpandangan bahwa Indonesia perlu mempertimbangkan untuk menyiapkan badan usaha energi terbarukan yang secara khusus mengelola industri bioetanol agar tidak bergantung pada mekanisme pasar BBM fosil.

Mengenai pemanfaatan lahan, Prof. Tumiran menyampaikan bahwa saat ini telah ada beberapa provinsi potensial karena konsentrasi lahan tebu dan pabrik gula, seperti Jawa Timur, Lampung, dan wilayah di Sumatera Selatan. Rencana pembukaan lahan baru dapat dilakukan, tetapi harus memperhitungkan karakter agronomi, keberlanjutan, dan rantai pasok petani.

Sebagai penutup, Prof. Tumiran menekankan pentingnya inovasi pembibitan, mekanisasi, pemupukan presisi, dan peningkatan rendemen tebu agar produksi etanol mampu bersaing dalam harga dan volume. “Kalau kita ingin E10 berhasil, produktivitas harus meningkat. Harus ada terobosan di sisi teknologi pertanian, tidak bisa hanya mengandalkan cara konvensional,” tuturnya. (RAS)

Tumiran, Pakar Energi UGM tentang Mandatori E10: “Harus Ada Koordinasi Lintas-Kementerian”
Tags: Fakultas Teknik UGM IKU IKU 3: Dosen Berkegiatan di Luar Kampus SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur SDGs

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Pencarian

Berita Terkini

  • Penyerahan Beasiswa Sertifikasi Kompetensi dari KATETIGAMA dan LSP TDI untuk 100 Mahasiswa DTETI UGM
    November 22, 2025
  • Tumiran, Pakar Energi UGM tentang Mandatori E10: “Harus Ada Koordinasi Lintas-Kementerian”
    November 5, 2025
  • TrustBridge UGM Toreh Prestasi di Hackathon Blockchain Cardano
    November 4, 2025
  • Prof. Sarjiya Bahas Strategi Dekarbonisasi Sistem Listrik Indonesia
    November 3, 2025
  • Jajaki Kolaborasi Riset Radar dengan Hertzwell, Singapura
    Oktober 27, 2025
  • Dosen DTETI FT UGM Hadiri Konferensi Internasional di Shanghai
    Oktober 24, 2025
  • ICITEE 2025, Konferensi Internasional Teknologi dan Rekayasa Elektrikal di Bangkok
    Oktober 21, 2025
  • Prof. Tumiran Raih Pengakuan Internasional sebagai Guest Professor di Jinan University
    Oktober 15, 2025
  • Tim Mahasiswa DTETI Raih Master of Data Analysis III di Kompetisi Data Internasional
    Oktober 10, 2025
  • Raih Juara 3 Kaia Wave Stablecoin Summer Hackathon 2025 di Singapura
    Oktober 7, 2025
  • Tim Mahasiswa Gagas Inovasi PLTS Terapung di Kompetisi Nasional
    Oktober 6, 2025
  • Raih Juara I Datathon 2025 dengan Inovasi Analisis Perilaku dalam CCTV
    September 25, 2025
  • Prof. Sarjiya Bahas Dinamika Relasi Indonesia-China di Bidang Transisi Energi Hijau
    September 18, 2025
  • Inovasi Pemanfaatan Piezoelektrik Raih Juara 1 KAInnovation 2025
    September 17, 2025
  • Kolaborasi Riset Energi Bersih: DTETI FT UGM dan Ontario Tech University Bahas Sistem Energi Hibrida Nuklir–Terbarukan
    September 4, 2025
Universitas Gadjah Mada

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM Yogyakarta, 55281
teti@ugm.ac.id
+62 (274) 552305
+62 (274) 552305

Program Studi

  • Program Sarjana Program Studi Teknik Elektro
  • Program Sarjana Program Studi Teknologi Informasi
  • Program Sarjana Program Studi Teknik Biomedis
  • Program Magister Program Studi Teknik Elektro
  • Program Magister Program Studi Teknologi Informasi
  • Program Doktor Program Studi Teknik Elektro
  • International Undergraduate Program

Akademi dan Training

  • Cisco Networking Academy
  • Microsoft Inovation Center
  • Schneider Training Center

Kemahasiswaan & Alumni

  • KMTETI
  • KATETIGAMA

Media Sosial

  • Youtube
  • Instagram
  • Facebook

© Universitas Gadjah Mada

KMTETIKATETIGAMA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY