
Mahasiswa Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (DTETI FT UGM) berhasil menorehkan prestasi membanggakan. Fatakhillah Yusro, mahasiswa program Sarjana program studi Teknik Elektro angkatan 2022 berhasil menjadi satu dari lima finalis kompetisi KAInnovation Challenge 2025 yang diselenggarakan pada Selasa (16/9) lalu. Fatakhillah berpartisipasi dalam kompetisi tersebut di bawah nama tim Koopa Troppa, bersama rekannya dari program studi Ilmu Aktuaria angkatan 2022, yakni Rafael Wicaksono Hadi.
Para finalis KAInnovation Challenge 2025 mempresentasikan business plan ‘rencana bisnis’ bersamaan dengan kegiatan KAI Goes to Campus yang dilaksanakan di Auditorium GPH Haryo Mataram, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta. Diperinci dalam laman resmi UNS, KAInnovation Challenge diikuti sebanyak 653 peserta dari 125 universitas. Kompetisi ini memiliki semangat yang sama dengan KAI Goes to Campus, yaitu mendekatkan KAI sebagai industri dengan akademisi yang nantinya akan diselenggarakan secara rutin di perguruan-perguruan tinggi Indonesia.
Lomba ini ditujukan bagi mahasiswa untuk mengasah ide kreatif dan inovatif dalam bentuk rencana bisnis dengan tema “Inovasi Pelayanan, Produk, dan Digitalisasi untuk Masa Depan Transportasi Kereta Api di Indonesia.” Sebelumnya para peserta telah mengirimkan proposal rencana bisnis dengan tenggat 7 September lalu dalam bentuk deck presentasi. Setelah dilakukan proses kurasi dan seleksi proposal, para finalis dihubungi untuk mempresentasikan gagasannya dalam KAI Goes to Campus.
Selain tim Koopa Troopa dari UGM, keempat finalis lainnya adalah tim Solo Engineering dari ITB, Fatisda dari UNS, Firsty dari ITB, dan Independent Woman dari Universitas Binus. Dewan juri yang menilai presentasi kelima finalis tersebut adalah Direktur Bisnis dan Pengembangan Usaha KAI, Rafli Yanda; CEO MarkPlus Inc., Iwan Setiawan, serta Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS, Prof. Bhimo Rizky Samudro, S.E., M.Si., Ph.D.
Tim Koopa Troopa mengusung gagasan berupa pemanfaatan teknologi piezoelektrik di stasiun kereta. “Ide ini memanfaatkan langkah kaki penumpang yang setiap hari jumlahnya sangat besar, untuk diubah menjadi energi listrik,” demikian tulis Fatakhillah dalam pelaporan prestasi yang dikirimnya. Dari ide tersebut, energi listrik dapat digunakan kembali untuk kebutuhan operasional stasiun, misalnya penerangan atau sistem informasi.
Inovasi dari Tim Koopa Troopa membawa manfaat untuk mendukung efisiensi energi sekaligus menghadirkan pengalaman transportasi yang lebih berkelanjutan. Atas gagasan yang dinilai cemerlang oleh dewan juri, Tim Koopa Troopa meraih juara pertama dan berhasil membawa pulang hadiah sebesar lima belas juta rupiah. (RAS)