Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (DTETI FT UGM) melalui Panitia TETI Lab Skill (TLS) menyelenggarakan TLS #6 pada Selasa (20/9) lalu. TLS #6 kali ini mengusung tema “Advisory Board, Etika dan Komunikasi” dengan tagline “.COM (Discuss About Communication)”. Tema tersebut dilatarbelakangi oleh pentingnya etika dan komunikasi yang baik bagi mahasiswa di DTETI FT UGM. Materi tersebut dipaparkan oleh kedua pembicara, yakni Nindi Kusuma Ningrum, alumnus Teknologi Informasi DTETI angkatan 2016 dan CEO PT YLabs Inovasi Indonesia dan Dr. Muhamad Sulhan, Direktur Digital Media and Communication Research Center (DECODE) Departemen Ilmu Komunikasi UGM.
Nindi Kusuma Ningrum berbagi kisah mengenai perjuangannya dalam mendirikan bisnis bersama YLabs Indonesia. Bisnisnya merupakan wadah manajemen riset dan inovasi yang mendukung pengembangan TRL (Technology Readiness Level) dan MRL (Manufacturing Readiness Level) dalam bidang teknologi. Ia mengajak para peserta untuk melakukan brainstorming dalam mendefinisikan arti dari kesuksesan. Terdapat tiga pertanyaan lagi yang dapat diajukan untuk memantik pemikiran diri, yakni, “Apa yang akan dilakukan dalam waktu lima tahun ke depan? Bagaimana rencanamu? Apa tolok ukur (benchmark) yang kamu tentukan bagi dirimu sendiri?”
Selanjutnya, Dr. Muhamad Sulhan membawakan presentasi dengan tajuk “Etika dan Komunikasi Efektif: Kedewasaan untuk Menjaga Kewarasan”. Pertama-tama, ia mengawali pemaparannya dengan menyampaikan tiga tingkatan pencapaian komunikasi efektif. Pertama, kognitif, yakni pemahaman atas pesan yang diberikan, baik verbal maupun nonverbal. Kedua, afektif, yakni perubahan sikap dari yang mulanya negatif menjadi positif dari hasil proses rasionalisasi. Ketiga, behavior, yaitu perubahan perilaku sesuatu dengan apa yang diinginkan oleh penyampai informasi.
Agar dapat tercipta sebuah komunikasi yang efektif antara kedua belah pihak, maka perlu dipastikan bahwa penerima pesan dapat memahami pesan yang disampaikan penyampai pesan, dapat mendukung sikap seperti yang disarankan penyampai pesan, dan dapat melakukan yang diinginkan penyampai pesan. Demi tercapainya tujuan tersebut, maka penyampai pesan perlu memaksimalkan kontrol atas bentuk komunikasi. “Kontrol dari komunikasi verbal adalah kata-kata, tata bahasa, dan nada suara. Sementara itu, kontrol dari komunikasi nonverbal adalah gerak tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh,” demikian materi Dr. Muhamad Sulhan sebagaimana tertayang pada layar presentasi.
Selanjutnya, para peserta TLS berpartisipasi dalam Latihan Kedaruratan Pemadam Kebakaran dan Penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) oleh Susanto, S.T., M.Sc. sebagai Kasubbid Kedaruratan Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) UGM sekaligus narasumber dan Gunawan Praptono sebagai instruktur. Kegiatan ini terlaksana di area lapangan parkir bawah Gedung DTETI FT UGM. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kewaspadaan dan keterampilan dalam menghadapi situasi dan kondisi tanggap darurat bencana terutama kebakaran, dan juga sebagai wujud untuk mematuhi Safety and Health Environment (SHE) di lingkungan DTETI. (RAS)