Prof. Ir. Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., IPU., dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik sekaligus Kepala Pusat Studi Energi UGM menjadi pembicara dalam Dialog Synergy Policies Nasional Kedua pada Rabu (17/9) lalu. Tema dalam dialog tersebut antara lain adalah “Mengawal Kepentingan Indonesia dalam Kemitraan Transisi Energi Hijau Indonesia-China.”
Dalam dialog yang dilaksanakan di Hotel JS Luwansa, Setiabudi, Jakarta tersebut, Prof. Sarjiya bicara tentang gambaran risiko kemitraan Indonesia-China. Hal ini sesuai dengan tema bahasan untuk sesinya, “Bagaimana Cara Terbaik Menempatkan Indonesia dalam Kemitraan Indonesia-China di Bidang Transisi Energi Hijau?” Gambaran risiko yang disampaikan melebar dalam topik terkait kepentingan Indonesia dari sisi investasi, perdagangan, dan pembiayaan transisi energi hijau, hingga refleksi dari cara-cara China menembus ekosistem produksi, penjualan barang dan jasa teknologi hijau, pengembangan inovasi, dan penciptaan lapangan kerja untuk China.
Prof. Sarjiya menekankan bahwa Indonesia perlu berhati-hati agar tidak hanya menjadi pasar bagi produk hijau China, tetapi juga mendapatkan manfaat konkret berupa transfer teknologi, keterlibatan industri nasional, serta penciptaan lapangan kerja di dalam negeri. Ia menyoroti bagaimana struktur industri China yang terdesentralisasi membuat mereka fleksibel menembus pasar global dengan skema pembiayaan dan produksi yang terintegrasi lintas negara. Dalam konteks ini, Indonesia perlu merumuskan posisi tawar yang jelas agar tidak tertinggal.
Dialog Synergy Policies Nasional Kedua ini diikuti lintas pemangku kepentingan, mulai dari pejabat kementerian, akademisi, pelaku industri, hingga lembaga think tank. Kegiatan ini bertujuan menyatukan perspektif dan merumuskan kepentingan strategis Indonesia dalam kemitraan energi hijau dengan China. Bagi Prof. Sarjiya, partisipasi akademisi seperti UGM menjadi penting untuk memberikan landasan ilmiah dan objektif dalam pengambilan kebijakan transisi energi, sehingga Indonesia dapat menavigasi peluang dan risiko secara seimbang. (RAS)