
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) menjadi tuan rumah pelaksanaan Factory Acceptance Test (FAT) dan Hardware-in-the-Loop (HIL) Test untuk Smart Microgrid Bawean. Kegiatan berlangsung selama dua hari, 20–21 Agustus 2025, di Ruang B304 Gedung ERIC FT UGM, Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari PLN UID Jawa Timur, PLN Divisi RSD, PLN Divisi ODJ, PLN Icon Plus, PLN Enjiniring, PLN Puslitbang, PT Royal Energy Resources, serta UGM sebagai mitra akademik.
Hari pertama dibuka dengan sambutan dari Direktur Engineering Research and Innovation Center (ERIC) FT UGM, Prof. Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D., IPU., diikuti sambutan dari Prof. Ir. Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., IPU., Vice President PLN Icon Plus, Ibu Puspa Indah Pasaribu, perwakilan PLN UID Jawa Timur, serta PLN Pusat. Selanjutnya, PLN Icon Plus melalui Bapak Yarid Pabisa memaparkan Overview Pilot Project Smart Microgrid Bawean sebelum sesi inti FAT dan HIL Test oleh Tim Royal dan UGM.

Uji coba ini menggunakan konfigurasi simulasi real-time yang menghubungkan Typhoon HIL sebagai simulator sistem tenaga dengan SEL-RTAC (Real-Time Automation Controller) sebagai pengendali utama, serta komputer host sebagai pusat pemantauan. Sistem ini berjalan dengan protokol standar industri, seperti GOOSE IEC 61850, DNP3, dan Modbus. Dengan pendekatan ini, Smart Microgrid dapat diuji seolah-olah beroperasi di lapangan, tetapi tetap aman, fleksibel, dan efisien.
Hari kedua difokuskan pada kelanjutan FAT dan HIL Test serta diakhiri dengan penutupan oleh perwakilan PLN Icon Plus, PLN UID Jawa Timur, PT Royal Energy Resources, dan UGM. Melalui pengujian ini, seluruh pihak memastikan kesiapan teknis Smart Microgrid Bawean sebelum diimplementasikan di lapangan.
Proyek Smart Microgrid Bawean tidak hanya berfokus pada peningkatan keandalan listrik di wilayah kepulauan, tetapi juga mendukung agenda global Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya:
-
SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau): menyediakan akses listrik yang andal dan berbasis energi terbarukan bagi masyarakat kepulauan.
-
SDG 9 (Infrastruktur, Industri, dan Inovasi): mendorong terciptanya infrastruktur kelistrikan cerdas melalui inovasi teknologi berbasis riset.
-
SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim): mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan berkontribusi terhadap transisi energi hijau.
Melalui kolaborasi antara industri dan akademisi, Smart Microgrid Bawean diharapkan menjadi model sistem kelistrikan masa depan yang berkelanjutan, efisien, dan ramah lingkungan, serta memperkuat ketahanan energi di wilayah kepulauan Indonesia. (Fatimah/EFJ)