Tim Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari Prof. Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D., Direktur Engineering Research and Innovation Center, Fakultas Teknik UGM; Prof. Ir. Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., IPU., Kepala Pusat Studi Energi; Ir. Lesnanto Multa Putranto, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., SMIEEE., Sekretaris Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM bersama Adams Yogasara, Executive Vice President Perencanaan Strategis Distribusi PT PLN, dan Agung Murdifi Agus, General Manager East Kalimantan Region, PT PLN melakukan kunjungan ke Jepang dari Rabu (5/6) hingga Senin (10/6). Kunjungan ini bertujuan untuk memperluas jejaring dan menjalin kerja sama strategis dengan beberapa lembaga terkemuka di Jepang, yaitu Tokyo Electric Power Company (TEPCO), JAIF International Cooperation Center (JICC), dan Marubeni Corporation.
Pada Rabu (5/6), tim UGM mengunjungi TEPCO untuk berdiskusi mengenai pengembangan sistem kelistrikan di daerah ekonomi khusus. TEPCO, yang dikenal dengan keandalannya dalam mengelola sistem kelistrikan di Tokyo Metropolitan Area dengan rata-rata mati listrik hanya 6 menit per tahun, memberikan wawasan yang sangat berharga untuk pengembangan wilayah kelistrikan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang saat ini masuk ke dalam sistem kelistrikan Kaltimra.
Keesokan harinya, Kamis (6/10), tim UGM dan PLN melanjutkan kunjungan ke TEPCO Research Institute untuk mempelajari pengembangan energi baru terbarukan, seperti teknologi turbin angin dan panel surya yang disesuaikan dengan kondisi alam Jepang. Mereka juga mengunjungi fasilitas Data Center di pedesaan Provinsi Gunma, yang disuplai oleh pembangkit listrik tenaga surya terintegrasi dengan jaringan distribusi 6kV.
Di hari yang sama, tim UGM dan PLN juga berdiskusi dengan JICC untuk membahas masa depan penggunaan energi nuklir, khususnya untuk pembangkit listrik di masa depan. Setelah tragedi Fukushima dan gempa di Hokkaido, Jepang melakukan decommissioning terhadap lebih dari 20 PLTN yang ada di Jepang. Namun, saat ini pengembangan teknologi dan standar yang baru sedang diterapkan untuk menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit listrik kembali. “Ini jadi merupakan salah satu strategi Jepang dalam memenuhi target pemenuhan net zero emission,” ujar Lesnanto.
Kunjungan ini diakhiri dengan pertemuan pada Senin (10/6) dengan Marubeni untuk membahas kerja sama dalam pemanfaatan teknologi untuk pengurangan emisi karbon. Diskusi mencakup penelitian terbaru tentang energi nuklir, hidrogen, dan amonia sebagai sumber energi alternatif di masa depan. Potensi kolaborasi dengan Marubeni dalam pemanfaatan teknologi energi baru tersebut sangat besar dan diharapkan dapat membawa manfaat signifikan bagi Indonesia.
Kerja sama strategis yang dijalin oleh UGM dengan TEPCO, JICC, dan Marubeni sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam upaya menyediakan energi bersih dan terjangkau (SDG 7), mendorong inovasi industri (SDG 9), serta mengambil tindakan untuk memerangi perubahan iklim (SDG 13). Dengan memperluas jejaring dan memanfaatkan teknologi mutakhir, UGM berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. (LMP/RAS)