Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (DTETI FT UGM) mengadakan kuliah Studium Generale pada Jum’at (24/02/23). Pada kesempatan tersebut, topik yang disampaikan mengenai Ethics, Integrity, and Professionalism. Kuliah diawali dengan pembukaan yang disampaikan oleh salah satu dosen pengampu mata kuliah Studium Generale, Ir. Lesnanto Multa Putranto, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM. yang memberikan penjelasan awal kepada mahasiswa mengenai kuliah Studium Generale. “Pada kuliah Studium Generale ini, nantinya mahasiswa akan belajar tentang ilmu-ilmu terkait dengan pengembangan diri, soft skill, dan juga ilmu-ilmu terkini” jelasnya. Sebagai narasumber pada kuliah Studium Generale di minggu pertama ini, adalah Abdul Hamid Batubara. Abdul Hamid Batubara adalah seorang praktisi yang juga pernah menduduki jabatan sebagai Presiden Direktur di Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada tahun 2010-2014. Puncak perjalanan karir Abdul Hamid Batubara adalah saat Beliau menduduki jabatan sebagai Presiden Komisaris di Chevron Pacific Indonesia pada tahun 2014-2021 dan untuk kemajuan DTETI FT UGM, Abdul Hamid Batubara juga memiliki peran sebagai salah satu Advisory Board DTETI FT UGM.
Sebelum memulai pembahasan tentang topik perkuliahan, pada kesempatan tersebut, Abdul Hamid sedikit menceritakan tentang perjalanan karirnya dari awal hingga mencapai puncak karirnya. Banyak sekali tantangan dalam kehidupannya yang sering kali dirasakan sebagai suatu hal yang berat, akan tetapi Abdul Hamid Batubara menekankan bahwa semua itu pasti akan ada hikmah yang tidak bisa kita hitung pada waktu kita tidak menyerah dengan tantangan. “Kalau kita dapat tantangan, kapanpun itu juga, tantangannya berupa apapun juga, seberat apapun juga, hadapi. Jangan sampai kita berhenti. Berusaha, karena usaha yang kita lakukan adalah hal untuk mencapai tujuan yang akan kita capai langkah demi langkah”, pungkasnya.
Memasuki penjelasan inti tentang topik yang diangkat pada perkuliahan pada kesempatan tersebut, Abdul Hamid Batubara mengawali dengan memberikan penjelasan tentang Etika dan sebagai gambaran awal, dalam penyampaiannya dijelaskan beberapa contoh penerapan etika yang sering ditemui di kehidupan sehari-hari. Etika adalah salah satu hal yang tidak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari dalam segala aspek. Etika sendiri didefinisikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan buruk, serta tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika juga menjadi salah satu standar kompetensi lulusan berupa karakter yang harus dimiliki oleh lulusan DTETI FT UGM yaitu Memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, standar etika yang tinggi dan pembelajaran seumur hidup untuk menjaga keunggulan dalam inovasi. Selain penjelasan etika secara umum, dijelaskan pula secara lebih rinci mengenai penerapan etika pada kehidupan bisnis atau dikenal sebagai etika bisnis.
Penjelasan kedua adalah mengenai integritas dan profesionalitas. Dalam kesempatan tersebut, Abdul Hamid menjelaskan tentang pengertian intergitas, keunggulan-keunggulan integritas, dan contoh beberapa hal dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan integritas. Tantangan masa depan semakin berat, dampak kemajuan teknologi. Di masa mendatang, kemungkinan kebenaran dimanipulasi luar biasa besarnya, dan integritas akan berperan sangat penting. Dalam penerapan integritas ini, DTETI FT UGM juga telah menyusun nilai-nilai (values) yang menjadi acuan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, bekerja sama, dan berinteraksi di DTETI FT UGM. Nilai-nilai tersebut dirumuskan dalam jargon “ETHOS for Integrity”. Integritas dirumuskan bahwa Sivitas akademika DTETI memiliki keyakinan yang kuat akan nilai-nilai moral yang menjadi acuan bekerja di ranah profesional serta bekerja sama dalam bingkai berbangsa dan bernegara.
Penjelasan ketiga yaitu mengenai profesionalisme. Profesionalisme adalah watak yang diwujudkan dengan menajalankan profesi menghasilkan kualitas terbaik. Profesionalisme ini juga merupakan standar kompetensi lulusan DTETI FT UGM dalam hal karir yaitu Sukses dalam karier teknik/rekayasa atau karier profesional yang bercirikan integritas dalam aspek kompetensi di bidang teknik elektro dengan kapabilitas penelitian yang kuat, profesionalisme, komunikasi yang efektif dan nilai- nilai kemanusiaan yang universal. Di akhir sesi perkuliahan, Abdul Hamid Batubara juga memberikan beberapa case study yang pernah dialaminya saat menjabat di CPI yang berkaitan dengan etika, integritas, dan profesionalisme. Sesi kuliah kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi, dan penutupan oleh perwakilan departemen yang menyampaikan bahwa materi yang disampaikan pada hari ini akan sangat melekat di kehidupan mahasiswa sehari-hari, sehingga harapannya kedepan, kuliah hari ini bisa mengingatkan mahasiswa akan etika, integritas, dan profesionalisme yang harus dijalankan dalam kehidupan perkuliahan, bermasyarakat, maupun dalam meniti karir kedepannya. (EFJ)