Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D., dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (DTETI FT UGM) memberi sambutan dalam kegiatan Indonesia Best Electricity Award (IBEA) 2023 pada Rabu (22/2) lalu. Sebagai Ketua Dewan Juri IBEA 2023 sekaligus Pakar Kelistrikan Universitas Gadjah Mada, Tumiran mengatakan kegiatan ini lahir dari gagasan untuk memberi evaluasi industri sektor energi dan kelistrikan Indonesia yang tidak dilakukan oleh pemerintah. “Melalui kegiatan ini, para pelaku industri sektor energi dan kelistrikan diharapkan untuk mandiri secara bertahap,” ujarnya.
IBEA 2023 dihelat di Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara Jakarta dan berlangsung hingga Kamis (23/2). Kegiatan ini merupakan ajang penghargaan bagi perusahaan di bidang kelistrikan dalam negeri yang diselenggarakan oleh Majalah Listrik Indonesia sejak 2015. Selain Pameran Kelistrikan dan penganugerahan Penghargaan IBEA 2023 dilaksanakan pula kegiatan Bincang Energi dengan tema “Energy Transition Towards Electricity Transformation”.
Kegiatan Bincang Energi tersebut menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Dadan Kusdiana. Dirjen EBTKE Kementerian ESDM; Sugeng Suparwoto, Ketua Komisi VII DPR RI; I Wayan Koser, Gubernur Bali; Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur NTT; Olly Dondokambey, Gubernur Sulawesi Utara; dan Herman Darnel Ibrahim, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) RI. Tumiran sebagai Ketua Dewan Juri IBEA 2023 menjadi moderator dalam Bincang Energi tersebut.
Tema besar yang dibawakan dalam IBEA 2023 ini adalah pengembangan renewable energy (energi terbarukan). Oleh karena itu, dalam pemaparan Tumiran, sebanyak 31 perusahaan yang lolos perlu menyampaikan visi-misi mengenai penerapan energi terbarukan yang telah dilakukan di masing-masing perusahaan. Melalui hal tersebut diharapkan setiap perusahaan sektor industri dapat saling belajar dan mengambil contoh satu sama lain, terutama pada bagian pengembangan teknologi untuk energi terbarukan. “Penghargaan ini diharapkan bisa memberi kepercayaan diri dan memanfaatkan momen ini sebagai ajang bertukar ilmu dalam meningkatkan kemandirian sektor industri energi dan kelistrikan dalam negeri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Tumiran menekankan bahwa energi terbarukan ini menjadi keharusan. Di sisi lain, pemerintah dapat memberikan dukungan dan perlindungan bagi industri energi dan kelistrikan dalam negeri agar mampu bersaing di pasar global. Nantinya, bentuk perlindungan dari pemerintah bisa menyeluruh, baik regulasi maupun kebijakan fiskal. “Sebab, apabila tidak dibersamai dengan langkah yang strategis, maka Indonesia hanya akan menjadi pengimpor saja,” tegasnya. (RAS)